Total Tayangan Halaman

Senin, 25 Juli 2011

Ayunan Kayu

Aku tak pernah mengetahui, bagaimana rasanya ketika raga ini masih berupa rancangan hidup. Entah kehangatan seperti apa yang tercipta dalam ruang putih itu,tempat persinggahan jiwa-jiwa baru memekikkan teriak kebebasannya.

Tetapi, aku bisa mengingat dimana letak prasasti hidup atas nama cinta kedua orangtuaku,pertama kali diletakkan sang takdir,dua tahun setelah nafas hidupku berhembus sempurna.

Yah, aku selalu cukup sadar untuk mengabadikan memori bahwa sebuah ayunan kayu-lah yang mengawali seluruh perjalananku menyusupi ruang dan waktu.

Sedikit ingatan mengenai masa itu.Ketika duduk di atas ayunan kayu,aku mengucapkan terima kasih pada dia yang berbisik lembut dalam hatiku.'Terima kasih telah membawaku dalam dunia baru ini,detik ini akan ku ingat sebagai sebuah awal dimana alam sadarku menyadari,bahwa langkah kaki ini telah menjadi satu dengan bumi."

Tidak ada komentar: