Total Tayangan Halaman

Rabu, 28 Maret 2018

Dia yang Tiada Dalam Cinta




Suatu malam aku mencium pipimu
 yang dingin, dan pucat-pasi 
pada tirus wajahmu 

Ketika pagi-pagi buta
suaramu tak terdengar lagi
hanya kulipat percakapan kita kemarin
yg masih menempel pada dinding, pintu,
kursi-kursi 
bahkan pucuk-pucuk dedaunan
yang demikian suka kau pandangi 
hingga senja merayap
 dan tiba waktunya makan malam

Ah, hujan kecil turun tiba-tiba
udara di rumah kita menjadi lembab, dan sembab

ketika malam harinya aku tertidur, kau pun datang. kemeja putihmu cemerlang, semu berkilau.  Kau tersenyum tipis. Menatapku yg ditelan kerinduan.
 "Nak.."ucapmu tiba-tiba,"hidup ini hanya sekerjap hempasan angin. Kelak, kita bersama-sama lagi, 'pada sebuah masa yg abadi.”

Tidak ada komentar: