Kau datang ke kotaku
melalui pintu stasiun
di sisa-sisa senja
tugu jogja
rindumu masih memburu
masa silam dalam kekinian kota
yang kian terkepung
yang kian terkepung
rimba raya hotel muda
berhias dedaunan plastik
dikelilingi hamparan
kabel-kabel listrik
#
dari simpang2 kereta
kilas pandang menyapu
semampai tugu kota
golong gilig, white paal
memintal angin
memusat garis imajiner
bersumbu magistik
dikelilingi
ritus perjalanan
mobil, motor, trans, becak,
dan sepeda
dan sepeda
Sejurus langkah
Malioboro
kitalah konsumen
bagi pasar-pasar simbol
dengan
serabutan makna
yang terhimpit
pada sekujur wisata toko
hingga pasar beringharjo
#
di keramaian
ini
kau masih suka
mencecap
serbuk
ingatan masa silam
pada
kusen-kusen bangunan lawas
yang
menyaksikan
sang mantan ibukota
terlahir
ulang
dari nyawa para pejuang
Vredeburg, begitu perkasa
pada masanya
benteng sejarah
benteng sejarah
berdiri utuh, dalam
status prestisius
bangunan cagar budaya
sementara
pada sudut usang
di depan arus stasiun
berdiri Hotel Toegoe
terkenang megah,
dikala masa kolonial
lantas disunting
pejuang-pejuang muda
dalam serangan umum
1 maret
1949
takdirnya kini
menanti sentuhan
terkurung rapat-rapat
serapat memori hidup dan mati
merebut jantung kota
dalam lonceng, tanpa gaung
mungkin kini telah patah
menjadi riwayat
#
kita ini
pengecap nikmat euforia
wisata kota
dalam dilema senyap
berpuluh rumah tua
dan bangunan lawas
separuh melebur
hancur
tanpa status
kadang yang selamat
mesti berpaling
berganti tembok baru
sementara
yang menunggu selamat
masih dipasung
pemilik-pemilik
tanah
hingga mangkrak
sampai kapan, entahlah
hampirlah tandas
manis sruput
filosofi es teh ini
jadi marilah pulang
ke desa yang rindang
tidur malam
sampai pulas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar